Dr. dr. Muhammad Arifin Parenrengi, Sp.BS

Profil Dokter

Dr. dr. Muhammad Arifin Parenrengi, Sp.BS (K), adalah salah satu anggota dari Surabaya Neuroscience Institute (SNeI). Dokter Arifin lulus menjadi dokter spesialis bedah saraf pada tahun 1995 setelah dokter Arifin menyelesaikan pendidikan spesialisnya di Universitas Airlangga Surabaya, tidak berhenti disitu dokter Arifin melanjutakan gelar Doktoralnya di Universitas Airlangga dan lulus pada tahun 2020.

Dr. dr. Muhammad Arifin Parenrengi, Sp.BS (K) sekarang menjabat menjadi ketua sub spesialis divisi Pediatric dan untuk memperdalam kelilmuannya dokter Arifin mengikuti pelatihan di luar negeri seperti:

  • 1Fellow Micro Surgery, University Catholik Nijmegen, Belanda, 1980
  • 2Training of Pediatric Neurosurgery, Texas Children Hospital Houston-USA, 1990
  • 3Fellow Stereotaksis Surgery, Singapore, 1992
  • 4Fellow Skull Base Tumor Surgery, Singapore, 1993
  • 5Asian Australasian Advance Course In Paediatric Neurosurgery, 2012

Selain itu Dr. dr. Muhammad Arifin Parenrengi, Sp.BS (K) juga memiliki jabatan sebagai berikut:

  • 1Supervisor Instalasi Rawat Jalan Bedah Saraf, RSUD. Dr. Soetomo, Surabaya
  • 2Koordinator Penelitian Departemen Ilmu Bedah Saraf, RSUD. Dr. Soetomo, Surabaya
  • 3Supervisor Ruang Bedah F & H RSUD. Dr. Soetomo, Surabaya

Dr. dr. Muhammad Arifin Parenrengi, Sp.BS (K) dalam menangani Encephalocele dengan mengunakan teknik dan prosedur yang update yang sudah memiliki evidence base medicinelevel 1B yakni:

Reseksi dan Rekonstruksi Encephalocele

Pembedahan encephalocele terdiri dari membuka dan mengeksplorasi isi kantung, eksisi jaringan otak yang mengalami displasia, dan menutup kembali defek secara ‘water tight’. Jaringan otak displastik di dalam kantung telah menjadi non-fungsional akibat strangulasi, iskemi, dan edema sehingga dapat diangkat dengan aman daripada mendorongnya ke dalam rongga cranium. Pada encephalocele dengan ukuran dan herniasi sangat minimal, jaringan yang mengalami herniasi dimasukkan kembali ke dalam rongga intracranial.Intervensi bedah dilakukan untuk membuang isi herniasi, menutup defek, serta mempertahankan fungsi otak. Hasil pembedahan bergantung pada besar kecilnya encephalocele. Prognosis dapat menjadi buruk dan bahkan tidak dapat diterapi apabila berukuran besar dan berisi banyak jaringan otak di dalamnya. Ensefalokel dengan herniasi jaringan otak displastik dapat menimbulkan kecacatan fisik dan intelektual sedangkan pada ensefalokel   dengan  kantung mengandung meningen saja dapat berkembang normal.

Dr. dr. Muhammad Arifin Parenrengi, Sp.BS (K) berpraktik di berbagai rumah sakit besar di Surabaya antaranya:

  • Graha Amertha, RSUD DR. Soetomo
  • RS Siloam Surabaya

Kontak Saya

Dr. dr. Muhammad Arifin Parenrengi, Sp.BS

Back to top of page